Tiket: Rp3000/ Free
Parkir: Rp2000
WAKTU BERKUNJUNG
Di hari-hari aktif kerja antara Senin-Jum’at biasanya memang agak sepi. Namun pada Sabtu-Minggu ini lokasi bisa dibilang cukup ramai.
Ini sekadar saran, kalau ke sana jangan pas kepagian. Kalau pagi-pagi tuh kera-keranya banyak banget di tengah jalan. Kadang ada yang lagi main, tapi kan kayak berkelahi.
Jujur saja aku takut gitu kalau seandainya kera-kera itu lagi marah, bisa kena kena cakar atau apalah. Tapi, so far sih aman-aman saja karena kera-kera itu sebetulnya ramah sama manusia.
Better, kamu datang agak siang gitu. Kalau sudah banyak pengunjung, nanti kera-nya nggak terlalu ngumpul di tengah jalan. Hati-hati juga kalau bawa makanan. Nanti bisa direbut sama kera-kera yang kita nggak tahu apa yang ada di pikiran mereka ya.
Pokoknya hati-hati saja dengan barang bawaan biar aman dan juga nyaman. 😃
JEJAK SUNAN KALIJAGA
Parkir: Rp2000
Goa Kreo |
Sekira dua tahunan lalu, tiket masuk ke Goa Kreo ini adalah Rp3000, ditambah dengan parkir motor Rp2000. Tapi beberapa bulan yang lalu aku ke Goa Kreo lagi malah tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Bahkan untuk parkir pun tidak.
Memang ke sana termasuk pagi, yaitu sekitar jam delapan. Tapi, jika memang kepagian dan loket belum buka, harusnya pas pulang ditarik dong.
Ya entahlah hari itu ada ada gerangan.
Yang jelas, kawasan Goa Kreo ini masih terus dalam masa pengembangan. Jika kamu pas ke sana dikenakan tarif, aku yakin itu tidak akan mahal-mahal amat kok.
JEMBATAN
Jembatan Goa Kreo |
Selain karena menyimpan jejak sejarah perjalanan Sunan Kalijaga, lokasi ini banyak dikunjungi wisatawan juga karena sudah dipercantik dengan taman-taman dan jembatan yang indah.
Para pengunjung bisa menghabiskan waktu sore hari untuk sekadar menikmati terpaan angin yang cukup kencang.
Dari jembatan ini pula, kamu bisa langsung melihat Waduk Jatibarang yang berlokasi tidak jauh dari Goa.
Di samping itu, taman-taman di sini juga sudah ditata lumayan cantik. Ada banyak spot foto yang bisa kami explor untuk mempercantik tampilan dari halaman media sosial kamu.
SEWA PERAHU
Di lokasi ini pula kamu bisa menyusuri kawasan waduk tesebut dengan menyewa perahu dari warga sekitar. Selain itu, bisa juga loh mancing di sini. Dan itu dilakukan pula oleh warga sekitar.
Jika kamu ingin sewa perahu, itu titik masuknya beda sama gerbang utama dari Goa Kreo. Lebih tepatnya, sebelum sampai gerbang, kamu akan menemukan anak panah yang menunjukkan ‘sewa perahu’.
WAKTU BERKUNJUNG
Menuju ke Goa |
Di hari-hari aktif kerja antara Senin-Jum’at biasanya memang agak sepi. Namun pada Sabtu-Minggu ini lokasi bisa dibilang cukup ramai.
Ini sekadar saran, kalau ke sana jangan pas kepagian. Kalau pagi-pagi tuh kera-keranya banyak banget di tengah jalan. Kadang ada yang lagi main, tapi kan kayak berkelahi.
Jujur saja aku takut gitu kalau seandainya kera-kera itu lagi marah, bisa kena kena cakar atau apalah. Tapi, so far sih aman-aman saja karena kera-kera itu sebetulnya ramah sama manusia.
Better, kamu datang agak siang gitu. Kalau sudah banyak pengunjung, nanti kera-nya nggak terlalu ngumpul di tengah jalan. Hati-hati juga kalau bawa makanan. Nanti bisa direbut sama kera-kera yang kita nggak tahu apa yang ada di pikiran mereka ya.
Pokoknya hati-hati saja dengan barang bawaan biar aman dan juga nyaman. 😃
JEJAK SUNAN KALIJAGA
Relief Jejak Sunan Kalijaga |
Kemarin aku udah nulis tentang jejak Sunan Kalijaga di Api Abadi Mrapen. Sekarang, ada lagi nih tempat petilasan Sunan Kalijaga yakni di Goa Kreo Semarang.
Alkisah, ketika akan membangun Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga mengumpulkan kayu jati sebagai soko masjid. Pada perjalanannya, beliau akhirnya menemukan kayu yang cocok.
Namun, butuh tenaga ekstra untuk menghayutkan kayu jati itu karena ukurannya yang amat besar dan saat itu terjepit di antara bebatuan.
Segala daya upaya telah dikerahkan namun tidak juga bisa mengambil kayu jati yang masih terjepit itu.
Ketika bertafakur di dalam gua untuk meminta pertolongan pada Allah SWT, datanglah sekawanan kera yang berwarna merah, hitam putih dan kuning untuk membantu Sunan Kalijaga.
Akhirnya, bisa juga mereka mengambil kayu tersebut dari jepitan batu dan selanjutnya dihanyutkan untuk menuju ke Demak.
Menurut cerita turun-temurun, empat ekor kera tersebut ingin mengikuti Sunan Kalijaga ke Demak. Namun, tidak diizinkan karena disuruh untuk menjaga kayu jati yang lain.
Nah, di sini lah asal muasal dari nama Goa Kreo. Diambil dari kata Mangreho (jagalah/ peliharalah).
Demikian informasinya. Semoga membantu ya.
Comments
Post a Comment