Berikut ini aku sajikan kumpulan puisi mendalam dari hati tentang lingkungan sekitar kita. Semoga bisa memberi manfaat saat membacanya
Dan maaf jika masih ada banyak kekurangan dalam pemilihan diksi. Maklum guys, kita masih sama-sama belajar, ya Kan?
Let's check it out!
Let's check it out!
Kabilah-kabilah
Mereka saling menunjukkan kehebatan
Mereka saling merendahkan lawan
Mereka saling berkata,
bahwa mereka adalah yang terbaik
Mereka menegaskan,
bahwa mereka adalah yang paling benar
Kenapa harus ada kesenjangan itu ?
Kenapa harus ada perlombaan itu ?
Kenapa harus ada perdebatan itu ?
Dan kenapa pula
harus menunjukkan perbedaan itu
Jika kita ini
sejatinya adalah sama
Bukit Nirwana
Indah tak terkira
Andai itu bisa kumiliki, kukuasai
Andai aku adalah satu-satunya
Andai tak ada yang menginginkannya selain aku
Andai ini bukan hanya sekedar mimpi
Namun,
tak sepantasnya aku berharap, bermimpi
Itu, bukanlah milikku seorang
Itu, adalah kekayaan bumi
Yang tak bisa kuserakahi
Sang Penjaga
Aku bisa melihat-Nya
meski di dalam kegelapan
Aku bisa mendengar-Nya
meski di dalam ketulian
Aku bisa mengenali-Nya
meski tak terlihat jelas wajah-Nya
Aku bisa merasakan-Nya
meski tak pernah nyata belaian-Nya
Dan aku meyakini-Nya
meski tak pernah nampak wujud-Nya
Dan aku meyakini-Nya karena kehadiran-Nya
yang tak pernah lelah
di antara suka dan dukaku
Meski terkadang
aku tak bisa menyadarinya
Maut
Saat itu, aku berlari
Menghindari dia yang mengejarku
Berlari sekencang mungkin
agar tak bisa dia menangkapku
Dengan kekuatan penuh aku berlari
Dengan segenap jiwa aku pergi
Bahkan menolehpun tak hendak
Hingga kuputuskan untuk bersembunyi
Agar tak bisa dia menangkapku
Aku telah mencari
Aku telah mencoba
Tapi dia tetap menemukanku
Aku tak tahu
Kenapa bisa begitu
Hingga aku kelelahan
Dan kubiarkan dia menangkapku
Seorang Anak Haram
Mereka telah bersedih
Mereka telah berduka
Adakah yang sempat mendengar
Adakah yang sempat peduli
Mereka,
Anak-anak kecil itu
Bahkan sebelum sempat berucap
Kemanakah bapak-bapak mereka
Kenapa tak sempat memeluknya
Kesalahan apa, hingga tak ada yang mau memilikinya
sekedar melengkapi namanya
sekedar memegang erat tangannya
sekedar mengecup keningnya
kenapa hanya ada cacian
yang tak kunjung ada habisnya
Anak Jalanan
Mereka saling berjanji
Mereka saling menunjukkan
Mereka selalu berkata,
Kami melindungimu
Tapi pada akhirnya
Kami hanya harus menyadari
Mereka hanya sedang bergurau
Mereka selalu berkata
Milikku adalah milikmu
Milik kita bersama
Tapi pada akhirmya
Kami hanya harus mengerti
Mereka hanya sedang bergurau
Tak apa
Kami sudah cukup paham
Sudah cukup mengerti
Hanya saja,
Kami sudah cukup lelah
Dan jangan bergurau lagi
di antara suka dan dukaku
Meski terkadang
aku tak bisa menyadarinya
Maut
Saat itu, aku berlari
Menghindari dia yang mengejarku
Berlari sekencang mungkin
agar tak bisa dia menangkapku
Dengan kekuatan penuh aku berlari
Dengan segenap jiwa aku pergi
Bahkan menolehpun tak hendak
Hingga kuputuskan untuk bersembunyi
Agar tak bisa dia menangkapku
Aku telah mencari
Aku telah mencoba
Tapi dia tetap menemukanku
Aku tak tahu
Kenapa bisa begitu
Hingga aku kelelahan
Dan kubiarkan dia menangkapku
Seorang Anak Haram
Mereka telah bersedih
Mereka telah berduka
Adakah yang sempat mendengar
Adakah yang sempat peduli
Mereka,
Anak-anak kecil itu
Bahkan sebelum sempat berucap
Kemanakah bapak-bapak mereka
Kenapa tak sempat memeluknya
Kesalahan apa, hingga tak ada yang mau memilikinya
sekedar melengkapi namanya
sekedar memegang erat tangannya
sekedar mengecup keningnya
kenapa hanya ada cacian
yang tak kunjung ada habisnya
Anak Jalanan
Mereka saling berjanji
Mereka saling menunjukkan
Mereka selalu berkata,
Kami melindungimu
Tapi pada akhirnya
Kami hanya harus menyadari
Mereka hanya sedang bergurau
Mereka selalu berkata
Milikku adalah milikmu
Milik kita bersama
Tapi pada akhirmya
Kami hanya harus mengerti
Mereka hanya sedang bergurau
Tak apa
Kami sudah cukup paham
Sudah cukup mengerti
Hanya saja,
Kami sudah cukup lelah
Dan jangan bergurau lagi
Comments
Post a Comment