Skip to main content

Harmoninya Desa Menari di Lereng Telomoyo

Tari Geculan Bocah
Tari Geculan Bocah

Sudah semestinya jika suatu wilayah memiliki ciri khas yang menjadi ikon supaya bisa dikenal oleh masyarakat luas.

Hal itulah yang coba ditonjolkan oleh Kang Tris untuk menaikkan potensi wisata di Lereng Telomoyo, Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Tari Topeng Ayu Dukuh Tanon
Tari Topeng Ayu Dukuh Tanon

Peraih SATU Indonesia Award dari PT Astra tersebut berusaha untuk menonjolkan sisi keseharian masyarakat Tanon dalam pertunjukan kesenian. Seperti misalnya dalam bentuk tarian, pertunjukan teater, maupun pantomim. 

TARIAN

Dalam tari Geculan Bocah misalnya, pertunjukan yang ditampilkan oleh Sanggar Krido Budi Utomo itu pun penuh dengan ciri khas anak-anak (bocah) yang ceria dan penuh semangat.

Selain dari Geculan Bocah, ada juga pertunjukan tari yang masuk dalam agenda Festival Telomoyo pada Sabtu (12/10) lalu, yaitu tari Topeng Ayu. 

Tari Topeng Ayu
Tari Topeng Ayu

Tarian dari sekumpulan remaja dari Sanggar Krido Budi Utomo itu menampilkan persembahan tarian dalam gerakan yang semarak serta balutan kostum unik nan cantik. 
PANTOMIM
Pantomim
Pantomim

Di samping seni tari, ada juga seni pantomim yang berkisah tentang keseharian masyarakat di Lereng Telomoyo

Di antaranya yaitu minum susu tiap pagi, karena mayoritas masyarakatnya peternak sapi perah, kemudian juga ada momen memanen ketela pohong dan menjualnya ke pasar.

Kang Trisno sebagai kreator dari Desa Menari di Dukuh Tanon mengatakan bahwa apa yang ingin ia tunjukkan kepada masyarakat luas adalah keseharian dari Dukuh Tanon itu sendiri. 
Semua kesenian yang muncul adalah terinspirasi dari kegiatan sehari-hari atau aktivitas keseharian masyarakat setempat. 
Festival Lereng Telomoyo sendiri merupakan agenda rutin yang secara bergiliran menampilkan pertunjukan seni dari sanggar lokal. 
Beberapa tari lainnya yaitu ada Tari Lembu Tanon (Sanggar Ki Tanuwijaya), dan Tari Satria (Sanggar Krido Muda Pertiwi).

Comments

Popular posts from this blog

12 Puisi Terpuitis Penuh Makna Sepanjang Masa

Merangkai kata-kata indah nan syahdu memang amat menyenangkan bagi sebagian orang. Namun beberapa di antara kalian pastinya juga akan sangat kesulitan jika kurang terbiasa merangkai kata-kata, terutama dalam bentuk puisi. Bagi kalian yang lagi belajar, yuk simak puisi-puisi berikut ini ya: ๐ŸŽ† Gelonggong Jati  Thriller di antara semburat lampu kota Matanya,  sayup-sayup menerobos  Sesosok tajam tertangkap sebilah matanya  Menyorot ke dalam matanya, bertanya  Tabir tersingkap di antara remang-remang  Bulu, kandang sapi dan kerbau  Riup gelap dalam setengah kabut, meradang  Pesing menancap, menyelusuri dinding  Menerobos penciumannya, bertanya  Kemukus kayu jati di antara bebisikan  Selontaran gelonggongan tak bernama  Pekat, sejauh galah yang tak terlihat  Suara datang kemudian bergerak cepat  Siapa di sana!  ๐ŸŽ†  Politik Sayur-Mayur  Nyi Entik memutar otak,  meronta menyelenjarkan kaki  Di ujung...

Haiss!

#minicerpen "Apa ini waktunya, di mana seorang wanita yang tidak memiliki kecantikan fisik, hanya dijadikan bahan lelucon, meski hatinya baik? Dan para lelaki berbondong-bondong mengejar cinta wanita bergaun seksi meski ia tahu bahwa tak ada sopan santun di perilakunya..." "Kamu itu bodoh!" Rani menyibakkan jilbab yang menutupi wajah, memutarkannya melilit di kepala, lalu menancapkan jarum di ujung sana. "Bodoh sekali!" imbuhnya. "Itu kenyataannya," ujarku dengan wajah layu. "Kenapa lelaki murahan seperti itu sampai bisa mempengaruhi kepercayaandirimu seperti ini, hah!" "Itu kenyataannya," ulangku. "Apa cuma gara-gara Rino mutusin kamu tanpa alasan jelas, terus jadi gini?" "Alasannya jelas Rani! Dia punya pacar yang lebih cantik dari pada aku!" "Dan kamu menangisi lelaki seperti itu?" "Aku nangis bukan karena itu. Tapi...ini karena aku tidak cantik. Kenapa aku tidak bisa cantik? Jika ...

Puja Mandala, Wajah Toleransi Umat Beragama di Bali

Puja Mandala Toleransi umat beragama di Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi. Termasuk juga yang ada di Pulau Bali. Hal itu tercermin dalam satu kawasan wisata religi yakni di Puja Mandala Di Puja Mandala ini ada lima tempat peribadatan untuk enam agama yang diakui di Indonesia. Kenapa lima tempat ibadah untuk enam agama? Karena Puja Mandala ini sudah lebih dahulu dibangun sebelum agama Kong Hu Chu diakui di Indonesia. Jadi, Puja Mandala dibangun tahun 1994, sedangkan agama Kong Hu Chu diakui di Indonesia sejak masa kepresidenan Abdurrahman Wahid yakni antara tahun 2000-2001 (silahkan komen jika aku salah ya). Jadi, ya begitulah gaes. Sudah terlanjur dibangun lima tempat ibadah ya. Pura Jagatnatha Oke, kita mulai yang pertama. Ini ada Pura Jagatnatha. Di pintu masuk pura, ada keterangan bahwa yang akan beribadah diwajibkan mengenakan pakaian yang layak, sopan serta dilarang pakai rok pendek ya untuk perempuan. Selain itu, juga dilarang pecicilan dengan menaiki atau memanjat semu...