#minicerpen
Dini hari ini aku merindukanmu. Tapi, kutepis dalam-dalam. Aku tahu, ini akan sia-sia. Besok, di keramaian kota pada puncak tahun baru China, kita sebelumnya pernah berjanji untuk bertemu. Sebelumnya...
Sesudahnya, sesudah pertengkaran...ah tidak, lebih tepatnya perselisihan, iya. Perselisihan itu, sejak saat itu, kita tidak pernah saling terhubung satu sama lain. Aku tidak tahu apa yang sedang ada di pikiranmu. Tapi yang jelas, aku sedang tidak ingin membahas apa pun denganmu.
Kubilang aku rindu. Itu benar. Tapi, untuk memulai kembali, aku seperti tidak memiliki ruang. Hanya ingin membayangkan saja mengenai apa yang seharusnya kita lakukan bersama besok.
Di Klenteng Sam Poo Kong, akan ada pertunjukan barongsai dan juga tarian khas Chinese. Kita bisa berfoto bersama. Mengambil setangkai pohon berbunga merah, dan juga berfoto dengan para penari berkostum merah menyala, yang tak kalah cantiknya denganku.
Kau ingat, dulu kita pernah membahas bunga merah itu. Sampai sekarang, aku belum tahu apa namanya. Apa sekarang kamu sudah tahu?
Aku ingat juga, kita pernah berencana untuk menanam pohon berbunga merah itu di belakang rumah kita nanti.
Begitu banyak yang aku ingat tentangmu. Mungkin sebab itulah aku merindukanmu.
Comments
Post a Comment