Skip to main content

Posts

Oleh-Oleh dari Jakarta

Taman kota pada sore itu masih ramai. Aku sengaja datang ke sana sendiri, karena memang aku tidak punya teman di Jakarta. Usai dari seminar, pikiranku masih jenuh, sedikit pusing, dan butuh refreshing. Iseng-iseng, kudatangi lelaki berwajah bersih dan tak berkumis, yang duduk sendirian di salah satu kursi taman.  Aku memang sengaja memilih yang tak berkumis. Bagiku, mereka yang berkumis itu tampak tua, jelek, dan tidak cool banget. *Semoga kelak suamiku tidak seperti itu* Aku juga menyukai bentuk badannya yang menurutku amat memenuhi kriteria. Tak perlu atletis. Yang penting, lebih tinggi dariku, minimal lima belas centi.  Untuk urusan fisik, wajah tampan hanyalah prioritas kedua. Entah kenapa ya, bagiku, cowok tinggi itu sepertinya bisa melindungi. Aku pun tahu jika ini hanya sugesti saja sih. Seperti pada kenyataannya, karateka pun banyak juga yang tidak sangat tinggi.  Bahkan, aku pernah menonton pertandingan karate yang dijuarai oleh cowok yang menurutku berbadan dua ...

Katak Jumbo

#cerpen Nasridin pernah mendapatkan seekor katak berukuran jumbo di ladang itu. Kejadiannya sudah bertahun-tahun lalu. Dan tidak pernah terulang lagi hingga sekarang.  Kesehariannya, Nasridin biasa mencari katak di ladang-ladang milik tetangganya. Pencarian itu dilakukannya tiap malam. Dengan membawa senter seadanya, Nasridin bisa mendapatkan lima sampai sepuluh katak untuk kemudian ditukarkan dengan uang maupun beras.  Katak jumbo yang pernah didapatkannya itu berukuran dua kali lebih besar dari katak-katak pada umumnya. Karena sayang, Nasridin pun tidak ikut menjualnya. Kebetulan, istrinya dulu sedang hamil anak pertama.  Nasridin sesekali ingin mempersembahkan hasil buruannya pada si jabang bayi yang kemudian dia beri nama Kaju, singkatan dari katak jumbo. Penamaan itu juga sebagai bentuk harapan Nasridin. Pada hari-hari berikutnya, dia berharap bisa mendapatkan katak jumbo lagi agar semakin banyak dia memperoleh tambahan penghasilan. Namun, hingga beberapa waktu laman...

Pesan Purnomo

#cerpen “Di mana Satrio?”  Orang yang pertama kali kulihat di Rumah Mbah Marih adalah Teguh. Dia kawan baiknya Satrio. Mereka sudah begitu sejak lama. Lebih tepatnya, sejak kami semua mulai akil baliq.  Sejak itu pula, hubunganku dengan Satrio tak lagi selekat dulu. Peraturan di kampung memang lumayan rumit. Aku tak bisa berlama-lama berdekatan dengan Satrio, seperti yang sering aku lakukan dulu. Emak bilang, anak perempuan tak pantas jika main-main dengan anak laki-laki. Seperti tak punya malu. Tidak bermoral.  Kadang-kadang, jika emak berangkat ke pasar, aku sesekali masih ke rumah Satrio. Tepat di depan rumahku adalah rumahnya. Dan kami masih sering bercengkrama. Ya, tentu saja saat orangtua kami sedang tidak ada.  Barusan saja, Purnomo, bocah berumur sembilan tahun, datang mengabarkan. Satrio kini berada di rumah Mbah Marih, dukun urut paling manjur di seantero kampung. Bahkan, namanya pun banyak dibicarakan orang-orang dari dusun lain.  Purnomo b...

Berkutat dalam Sekubangan

Kembali, kutiris lele dalam sebakul. Sore ini, ada pesanan dua puluh ekor dari Kang Jauri, penjual pecel lele yang selalu mangkal di jembatan layang dekat pasar Gayam.  “Nggak nambah, Kang?”  “Lagi sepi, Wur.”   “Buat makan sendiri, to.”   “Ha, ha, bisa rugi nanti.”   Sambil memindahkan lele-lele ke dalam kresek, sesekali kunikmati juga suara gemerisik tronton yang melintas. Tak selayaknya ia melintasi dukuh dengan lebar yang jauh lebih kecil dari badannya itu. Namun, tetap saja ada beberapa kali dan sungguh mampu menggoyangkan sejengkal tanah yang kupijaki ini.   “Tronton-tronton kok suka benget lewat sini, ya, Kang.”   “Tahu, tuh. Ngincer kamu barangkali, Wur.”  Usai dibungkuskan, Kang Jauri langsung beranjak pergi. Dari kejauhan, mampu kulihat kresek yang ditaruh di sebelah tangan kirinya itu bergoyang-goyang. Lele-lele di kolamku memang selalu kujual dalam keadaan segar. Jika ada satu saja yang layu, bolehlah dikembalikan biar nanti kuganti de...

Kenapa Tuhan Ciptakan Patah Hati?!

Ketika aku mulai mencintai seseorang dengan cara berlebih-lebihan, maka Allah pasti akan mengambilnya. Bukan karena semata-mata Ia cemburu, sebab aku mencintai makhluknya sedemikian rupa. Tapi, bisa jadi karena Ia ingin menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini berada di bawah kendali-Nya. Dan daun pun berguguran, kuabaikan Memandang ke mega, terasa hampa Rintik hujan menyapa, dingin tiada terasa Lebih beku jiwa yang merana Sejak masa puber, mungkin kita semua udah kenalan tuh dengan yang namanya patah hati. Sakit. Jelas banget kan ya. Tak jenak tidur, tak enak makan. Adakah yang lebih menyesakkan dari pada itu? Banyak. Tapi, ketika sedang dilanda patah hati, segala keresahan yang ada di sekitar pun jadi tak begitu terasa. Tugas sekolah, besok ujian, tagihan hutang, sampai jadwal mencuci pakaian. Semuanya minta diabaikan. Duh, patah hati. Kapankah engkau pergi? Jatuh cinta, entah itu yang pertama atau ke sekian kalinya, memang begitu indah dirasa. Tiada waktu tanpa mem...

Esai, Pengertian dan Contohnya

Buat kamu yang masih bingung apa itu esay, aku kasih informasi ya. Esai adalah pendapat yang dijabarkan dalam bentuk yang lugas, bahasa yang lebih ringan.  Berbanding dengan Opini, kalau Opini itu lebih baku bahasanya. Menulis Esai lebih seperti membaca cerita namun di situ benar-benar fakta dan juga ada argumen atau pendapat yang disertai dengan kajian ilmiah yang valid.  Dilansir dari laman  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , disebutkan bahwa esai merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang penulis pribadinya. Bisa disimpulkan bahwa esai itu sama juga dengan karangan yang berisi pendapat seseorang, yang ditulis dengan kata-kata yang santai namun di situ tetap ada fakta serta data yang bisa dipertanggungjawabkan. Nah, untuk lebih jelasnya, yuk baca contoh esai berikut ini: Persepsi Jihad Fi Sabilillah Oleh: Sofi Muhammad Dalam ranah keagamaan, jihad selalu identik dengan segala tindakan yang bertujuan fi sabilillah yakni memp...

Kumpulan Puisi Tentang Lingkungan di Sekitar Kita

Berikut ini aku sajikan kumpulan puisi mendalam dari hati tentang lingkungan sekitar kita. Semoga bisa memberi manfaat saat membacanya Dan maaf jika masih ada banyak kekurangan dalam pemilihan diksi. Maklum guys, kita masih sama-sama belajar, ya Kan? Let's check it out! Kabilah-kabilah Mereka saling menunjukkan kehebatan Mereka saling merendahkan lawan Mereka saling berkata, bahwa mereka adalah yang terbaik Mereka menegaskan, bahwa mereka adalah yang paling benar Kenapa harus ada kesenjangan itu ? Kenapa harus ada perlombaan itu ? Kenapa harus ada perdebatan itu ? Dan kenapa pula harus menunjukkan perbedaan itu Jika kita ini sejatinya adalah sama Bukit Nirwana Indah tak terkira Andai itu bisa kumiliki, kukuasai Andai aku adalah satu-satunya Andai tak ada yang menginginkannya selain aku Andai ini bukan hanya sekedar mimpi Namun, tak sepantasnya aku berharap, bermimpi Itu, bukanlah milikku seorang Itu, adalah kekayaan bumi Yang tak bisa kuserakahi Sang Penjaga Aku bisa melihat-Nya me...