#minicerpen
Malam tahun baru ini kami berkumpul di alun-alun kota. Menikmati kerlap kerlip kembang api yang mulai bertebaran sejak habis magrib tadi.
Kulihat di ujung jalan, dia sedang menyeberang. Pikiranku sekilas teralihkan. Dia datang dengan membawa senyuman. Sedangkan jilbab hitamnya yang berkibar-kibar tertiup angin malam itu semakin menambah riuhnya suasana di hatiku.
Dia semakin mendekat.
"Mana teman-teman yang lainnya?" tanyanya.
"Itu di sana. Lagi beli kacang sama jagung. Em, kamu sendiri ke sini?"
"Iya nih."
"Terus, nanti pulangnya gimana?"
"Nanti aku pulang cepet kok. Gak bisa sampe jam 12 malam."
"Oh."
Perlahan-lahan, teman sekelas kami mulai berdatangan. Kami para jomblo di kelas F memang sengaja janjian berkumpul di malam tahun baru.
Dari empat puluh orang, kurang lebih ada setengahnya yang janji datang di alun-alun. Termasuk dia, siswi cantik yang sejak beberapa minggu terakhir ini menyita perhatianku.
Pukul sembilan malam, alun-alun kota semakin ramai. Pedagang kaki lima banyak berseliweran. Bersimpangan dengan becak hias serta para pejalan kaki yang menikmati malam.
Alunan suara terompet menggema dari segala penjuru. Semakin riuh dengan adanya percikan kembang api dengan desaunya yang memecah angkasa.
Pukul sembilan malam, dia pamit pulang.
"Kamu yakin pulang sekarang?" temanku bertanya padanya.
"Iya. Udah malam ni."
"Pulang besok aja sama temen-temen. Bahaya ini udah rame di jalan."
"Meding ramai kan dari pada sepi. Hehe..."
"Ya udah. Ati-ati ya."
"Okey."
Di sudah pergi dan waktu berjalan amat lambat setelahnya.
Semakin malam, gerimis mulai datang. Para pemuda tetap kokoh menanti pukul dua belas malam.
Benar. Riuh sekali di sekitarku ini. Tapi hatiku merasa sepi. Dan di malam tahun baru ini, kuhanya bisa berhayal:andai sekarang kau ada di sini bersamaku pasti penuh rasanya hatiku.
Tapi...ah sudahlah.
Aku percaya jodoh takkan ke mana.
Jika Tuhan mengizinkan, pasti diberi jalan.
_Gerimis Melanda Hati karya Adibal
Comments
Post a Comment